Landasan Teori EKG Normal

Elektrokardiografi (EKG) merupakan media diagnostik penting untuk mengetahui keadaan dan fungsi jantung seseorang. EKG sendiri sebenarnya pertama kali ditemukan oleh William Einthoven. Beliau dikenal sebagai "Creator of the electrocardiograph", di mana dengan penemuannya itu dia memenangkan sebuah hadiah Nobel pada tahun 1924 karena kontribusinya di bidang EKG. Sekilas profil saja, Wiliam Einthoven adalah seorang ahli fisiologi sekaligus dokter. Einthoven lahir pada tanggal 21 Mei 1860 di Semarang, Jawa, Hindia Timur Belanda (sekarang menjadi Indonesia).[2]
Sebelum pembahasan mengenai EKG, perlu dibahas terlebih dahulu mengenai kelistrikan jantung. Dalam keadaan istirahat, sel jantung berada dalam keadaan terpolarisasi secara elektris, yaitu bagian dalamnya bermuatan lebih negative daripada luarnya. Depolarisasi merupakan keadaan dimana sel jantung kehilangan negativitas internalnya. Kejadian depolarisasi berjalan dari satu sel ke sel lain, sehingga menghasilkan gelombang depolarisasi yang dapat berjalan ke seluruh jantung. Nantinya gelombang listrik inilah yang akan dideteksi menggunakan elektroda-elektroda yang dipasang pada permukaan tubuh.[1]
Suatu ketika sel jantung mampu memulihkan polaritas istirahatnya, yang disebut dengan repolarisasi. Keadaan repolarisasi ini juga akan terekam oleh elektroda-elektroda yang terpasang. Sehingga sebenarnya yang terekam di EKG adalah fase depolarisasi dan repolarisasi jantung. [1]
Perubahan sel otot jantung dari kecenderungan negative menjadi terdepolarisasi yang kemudian menjadi repolarisasi kembali ini merupakan proses yang dipicu oleh sel jantung sendiri sekaligus juga dipengaruhi oleh kontrol sentral. Bagaimana jantung bisa memiliki sifat otoritmisitas adalah karena jantung terdiri dari 2 jenis, yaitu[3]:
1. Sel Kontraktil
Sel otot jantung jenis ini membentuk 99% dari sel-sel otot jantung, melakukan kerja mekanis memompa darah. Sel-sel ini dalam keadaan normal tidak dapat membuat sendiri potensial aksinya.
2. Sel otoritmik
Merupakan sel otot jantung yang tidak kontraktil, tapi dikhususkan untuk memulai dan menghantarkan potensial aksi yang menyebabkan kontraksi sel-sel jantung kontraktil. Sel otoritmik terbagi menjadi 2:
a. Sel pacu jantung
Merupakan sel-sel kecil dengan panjang kurang lebih 5-10 um. Sel ini mamputerus-menerus berdepolarisasi secara spontan dalam frekuensi tertentu.[1] Sel pacu jantung banyak terdapat di bagian atas atrium kanan. Kelompok sel ini disebut nodus sinoatrial (SA). Sel ini biasa mencetuskan impuls pada frekuensi sebesar 60-100 kali per menit, namun juga dipengaruhi oleh aktivitas otonom dan hormonal.[1]
b. Sel penghantar listrik
Sel penghanta listrik merupakan sel yang tipis dan panjang. Sel ini mampu menghantarkan arus listrik dengan cepat dan efisien ke seluruh otot kontraktil jantung.[1]
Seperti yang telah disinggung di awal bahwa aktivitas listrik jantung inilah yang akan terekam dalam EKG. Namun yang perlu ditegaskan kembali adalah gelombang EKG terutama menggambarkan aktivitas listrik sel miokard yang menyusun sebagian besar jantung. Aktivitas pacu jantung dan penghantaran oleh sistem konduksi biasnya tidak terlihat pada EKG. Peristiwa-peristiwa ini memang tidak menghasilkan voltase yang cukup kuat untuk dapat direkam oleh elektroda pada permukaan tubuh.[1]
Gelombang yang dihasilkan oleh depolarisasi dan repolarisasi miokardium dicatat pada kertas EKG, sehingga terbentuklah 3 unsur khas suatu gelombang, yaitu:[1]
1. Durasi, yang diukur dalam fraksi detik.
2. Amplitudo, yang diukur dalam millivolt ( mV)
3. Konfigurasi, suatu kriteria yang lebih subjektif tentang bentuk dan tampilan gelombang.

Semua proses perekaman tersebut dapat terjadi karena penerapan beberapa instrument EKG, yaitu:[4]
a. Mesin EKG
Semua mesin EKG dilengkapi dengan tombol seleksi baseline stabilizer, centering device, standardization control device dan alat pencatat.[4]
b. Kertas EKG
EKG direkam pada kertas berstandarisasi khusus yang bergulung keluar dari mesin dengan kecepatan tertentu dan terkendali[4].. Biasanya berwarna merah muda (tetapi warna lain juga boleh), dengan garis tebal dan tipis berjalan vertical dan horizontal. Garis tipis membentuk kotak kecil berukuran 1x1 mm, sedangkan garis tebal membentuk kotak besar berukuran 5x5 mm[1].
Sumbu horizontal menunjukkan besarnya waktu. Satu kotak kecil bernilai 0,04 S. Satuk kotak besar bernilai lima kali besar, atau 0,2 S. Sedangkan sumbu vertical menunjukkan besarnya voltase. Satu kotak kecil bernilai 0,1 mV, satu kotak besar 0,5 mV [1].


Sebelum membahas mengenai konfigurasi EKG, ada 3 hal penting yang harus dipertegas dan diketahui, yaitu[4]:
1. EKG adalah suatu rekaman mengenai sebagian aktivitas listrik di cairan-cairan tubuh yang diinduksi oleh impuls jantung yang mencapai permukaan tubuh, bukan rekaman langsung aktivitas listrik jantung yang sebenarnya.
2. EKG adalah rekaman kompleks yang menggambarkan penyebaran seluruh aktivitas jantung selama repolarisasi dan depolarisasi.
3. Rekaman EKG mencerminkan perbandingan voltase yang terdeteksi oleh elektroda di dua titik yang berbeda di tubuh.

Selain itu, untuk menghasilkan perbandingan standar, rekaman EKG rutin terdiri dari 12 sistem elektroda konvensional, atau lead. Kedua belas lead harus selalu digunakan di setiap perekaman EKG. Setiap lead merekam aktivitas jantung di setiap lokasi yang berbeda, yaitu[4}:
1. Ekstrimitas bipolar leads, terdiri dari:
" Lead I : dari elektroda lengan kanan (RA, -) ke elektroda lengan kiri (LA, +).
" Lead II : dari elektroda lengan kanan (RA, -) ke elektroda tungkai kiri (LL, +).
" Lead III: dari elektroda lengan kiri (LA, -) ke elektroda tungkai kiri (LL, +).
2. Ektrimitas Unipolar leads, terdiri dari:
" Lead aVL : dari sentral terminal ke lengan kiri (L).
" Lead aVR : dari sentral terminal ke lengan kanan (R).
" Lead aVF : dari sentral terminal ke tungkai kiri.
3. Precordial leads:
" V1 : pada sisi kanan sternum di ICS 4.
" V2 : pada sisi kiri sternum di ICS 4.
" V3 : antara V3 dan V4.
" V4 : pada garis midclavicular kiri di ICS 5.
" V5 : pada garis aksilaris anterior kiri setinggi V4.
" V6 : pada garis midclavicularis setinggi V4.

Dengan letak sedemikian rupa, maka masing-masing leads akan merekam aktivitas listrik yang berbeda-beda, yaitu[4]:
" V1 dan V 2 : merekam aktivitas bioelektrik ventrikel kanan dan septum interventrikularis.
" V3 dan  V 4 : merekam aktivitas bioelektrik dinding anterior jantung.
" V5 dan V6 : merekam aktivitas bioelektrik dinding lateral jantung.
Dalam perekaman menggunakan EKG dikenal juga istilah aksis jantung. Aksis jantung adalah garis yang menghubungkan pusat lingkaran dengan titik potong garis-garis tegak lurus yang ditarik dari berbagai leads[4]. Terdiri dari dua bagian yaitu[4]:
1. Bidang frontal, terdiri dari:
a. Aksis gelombang P:
- Arah depolarisasi atrium.
- 0' sampai +90'.
b. Aksis kompleks QRS:
- Arah arus depolarisasi ventrikel  
- -30' sampai +105'
c. Aksis gelombang T:
- Repolarisasi ventrikel
- Berdekatan dengan aksis kompleks QRS.
2. Bidang horizontal


Konfigurasi Elektrokardiografi (EKG)
EKG normal memperlihatkan tiga bentuk gelombang tersendiri, yaitu[4]:
1. Gelombang P
2. Kompleks QRS
3. Gelombang T
Huruf-huruf tersebut tidak menyatakan hal khusus kecuali urutan gelombang. Einthoven sekedar menggunakan alphabet tengah ketika memberikan nama gelombang-gelombang tersebut[4].
1. Gelombang P
Gelombang P merupakan sebuah gelombang kecil yang terekam sewaktu atrium mengadakan depolarisasi. Setengah bagian dari gelombang P mewakili depolarisasi atrium kanan, dan sebagian yang lain mewakili depolarisasi atrium kiri. Seperti yang sudah ditegaskan di awal, bahwa pembentukan potensial aksi di nodus SA tidak menimbulkan aktivitas listrik yang mampu mencapai permukaan tubuh, sehingga depolarisasi nodus SA tidak menimbulkan gelombang[4].

Setelah atrium mengalami depolarisasi, pada saat tersebut tidak ada aktivitas bioelektrik. Maka pada EKG akan mencatat sebuah garis lurus yang disebut garis isoelektrik, yang diikuti kompleks QRS[4].
Gelombang P normal dapat berupa[4]:
1. Defleksi positif: pada lead lateral (I,aVL,V5,V6) dan pada lead inferior (aVF).
2. Biasanya bifasik pada lead V1, lead III.
3. Defleksi negative pada lead aVR.
4. Bervariasi pada lead III,V2 sampai V4.
5. Tingginya kurang dari 2,5 mm
6. Lebarnya kurang dari 2,5 mm
2. Segmen PR
Segmen PR dimulai dari akhir gelombang P dan permulaan QRS. Disebut PR bukan segmen PQ karena defleksi Q kecil dan kadang-kadang tidak tampak, sedangkan defleks R adalah gelombang yang dominan pada kompleks QRS[4].

3. Interval PR
Merupakan jarak antara permulaan gelombang P sampai awal QRS. Mewakili waktu yang dibutuhkan oleh impuls dari nodus SA berjalan melewati nodus AV sampai ke berkas His. Nilai normal dari interval adalah 0,12-0,20 S[4].
4. Kompleks QRS
Kompleks QRS mewakili depolarisasi ventrikel. Yang pada saat itu juga terjadi repolarisasi atrium, namun tertutupi oleh kompleks QRS.  Kompleks QRS memiliki arti klinis terpenting dari keselruhan gambaran EKG karena kompleks QRS mewakili depolarisasi ventrikel atau penyebaran impuls di seluruh ventrikel[4].
Kompleks  QRS dapat berupa[4]:
a. Gelombang Q: defleksi negative.
b. Gelombang R: defleksi positif.
c. Gelombang S: defleksi negative setelah gelombang R.

5. Segmen ST
Segmen ini mewakili waktu selama pengaktifan ventrikel selesai dan ventrikel berkonstraksi dan mengosongkan isinya. Ketika ventrikel mengalami depolarisasi sempurna dan sel-sel konraktil jantung sedang berada dalam fase datar dari potensial aksi sebelum kembali mengalami repolarisasi[4].
6. Gelombang T
Gelombang ini mewakili repolarisasi ventrikel, san muncul sesaat setelah berakhirnya segmen ST[4].

7. Segmen TP
Terjadi ketika otot jantung istirahat total, dan sedang berlangsung proses pengisian ventrikel[4].
8. Interval QT
Menggambarkan waktu yang dibutuhkan untuk depolarisasi dan repolarisasi ventrikel[4].
9. Gelombang U
Merupakan gelombang kecil yang kadang-kadang muncul sesudah gelombang T. Gelombang ini merupakan fase terakhir dari repolarisasi dan sebenarnya masih bagian dari gelombang T. Jika seseorang mengalami PJK dan hipertensi maka geloombang U akan negative di sadapan I,II, V5, dan V6[4].

Bagaimana membedakan Segmen dan interval? Segmen adalah garis lurus yang menghubungkan dua gelombang, sedangkan interval mencakup sekurang-kurangnya satu gelombang dan garis lurus yang menghubungkannya dengan gelombang lain[1].


DAFTAR RUJUKAN
[1] Malcolm S.Thaler.Satu-satunya Buku EKG yang Anda Perlukan. Edisi V[alih
bahasa].Jakarta.EGC;2012.
[2] Moises Rivera-Ruiz, MS, Christian Cajavilca, MS, and Joseph Varon, MD,
FCCM.Einthoven's String Galvanometer[internet].2008 [Cited 2012 March 17th].Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2435435/#!po=16.6667
[3] Lauralee Sherwood.Human Physiology From Cells to Systems.7th
Ed.Canada.Brooks/Cole Cengage Learning;2010.
[4] PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.Buku Panduan Keterampilan Klinik Dasar
Modul Kardivaskuler. Jakarta:  PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;2014.

Read more

Sesuatu yang indah belum tentu baik, tapi sesuatu yang baik pasti indah

yang buat Faruq tapi... Powered by Blogger.
Update search^-^


Gambar
Lingkungan sekitar
Model Hape

Recent Posts

About Me

My photo
Kandangan Kediri
Dalam Hidupku,,, hanya antara aliran takdir dan ikhtiyar...

Renungkan :)

 

My Friend

Popular Posts

Powered By Blogger
Web hosting for webmasters
[HTML] [/HTML]